Laman

Rabu, 02 Oktober 2013

Puisi

Bumi Kecilku

Bumi ini tak pernah sama dengan Bumi itu
Bumi ini tak pernah mampu menggantikan Bumi itu
Meski tersaji keindahan untuk mengenyangkan mata
Meski kebutuhan menjadi tak nampak
Namun, Bumi ini berbeda dengan Bumi itu
Bumi ini tak mampu memberikan cinta
Bumi ini tak mampu menyuguhkan kasih
Yang ada hanya ketakutan
Yang ada hanya kekhawatiran
Kegelisahan, Kegundahan, Kehancuran.

Tapi, Bumi itu mampu memberikan cinta
mampu menyuguhkan kasih
Menyediakan ketenangan, kedamaian, ketentraman, dan keberhasilan.

Salah kah jika aku terus merindukannya?
Salah kah jika aku ke Bumi ini untuk kembali ke Bumi itu?
Salah kah jika aku hanya mendambanya?
Aku hanya tahu yang kucari ada di Bumi itu
Yang ingin kulindungi ada di Bumi itu
Darah ini aliran dari Bumi itu
dan Aku tumbuh di Bumi itu

Rindu ini kian hari kian menusuk relung hati untuk kembali menyapanya
Menyapa panorama yang disuguhkannya.
Tapi, aku sakit, sakit yang begitu menyiksa
Ketika sang waktu tak ingin berdamai.

Tak mampu aku menjauh begitu lama
Ku ingin menyapanya
Memandangnya
Mewarnainya dengan senyum termanisku
Wahai Bumi kecilku

Puisi



IA TAHU SEGALANYA, KARENA IA ADALAH SEGALANYA
Mata ini dapat melihat
Telinga ini dapat mendengar
Bibir ini masih dapat berucap
Tubuh ini masih dapat berfungsi seutuhnya
Dan, dan Hati ini masih dapat merasa
Lalu, bagaimanakah aku akan dapat memungkiri karuni-Nya?
Ketika kusadari segala pemberian-Nya
Kusyukuri segala rahmat-Nya
Adakah yang lebih kubutuhkan daripada hal ini?
Tak ada lagi, tak ada, tak!!

Banyak menjadi satu, satu dari banyak untuk menuju yang hakiki
Tak perlu berdebat, tak perlu kompromi untuk menanyakan kesetiaanku
Karena itu tujuanku, itu impianku, itu hidupku.

Bagaimana aku harus memaknai kehidupanku?
Bagaimana aku bisa memanfaatkan semuanya untuk mencapai impian lainnya?
Sedangkan yang sesungguhnya ada pada tahta-Nya.
Kesempurnaan ada pada kuasa-Nya
Oh, aku tak bisa menunjukkan penghianatanku, karena Ia melihat hingga pori terkecil
Aku pun tak bisa menunjukkan pengabdianku, karena semua ingin menjadi terbaik dimata-Nya.
Tapi, Ia tahu segalanya, karena Ia adalah segalanya.

Aku malu menghadap padanya. Aku takut memohon padanya
Karena dosaku yang menggunung mengbuatku berkecil
Yah, belum terhitung dosaku yang tak kusadari.
Aku ingin bertumpu dan berkiblat pada-Nya
Aku ingin Ia memberiku anak panah.
Sungguh, niat itu lari bersembunyi pada gelapnya malam
Padahal ia indah diantara bintang
Saat raja siang hadir, ia bersembunyi diantara sinar
Padahal ia rupawan diantara pelangi
Aku ingin menjadi hamba yang berserah
Tapi, Ia tahu segalanya, karena Ia adalah segalanya.

Apakah yang masih perlu kukhawatirkan?
Janjinya tak terpungkiri
Pengampunannya tak terelakkan
Ia tahu segalanya, karena Ia adalah segalanya.
Tapi,
Kekhawatiranku,
Kecemasanku,
Ketakutanku,
ada pada diri ini.
Bagaimana menjaga amanah-Nya?



Puisi



MEMORIku

Apa aku salah?
Apa kamu benar?
Tak ada jawaban
Karena kau tak pernah tahu.
Tak terhitung morfem-morfem yang meluncur dari bibir panasmu,
Tak terhitung pula keranjang sampah yang kugunakan untuk menadahnya.
Oh! Sangat disayangkan, ketika kau masih mampu mengucap kata yang begitu membius.
Pragmatik hidup yang kau tinggalkan justru membuatku lebih kuat
Terlambatkah aku menyadarinya? Atau waktu memang sudah tepat?
Entahlah! Yang kutahu sudah cukup membuatku menjadi terdidik akan makna kehadiran dirimu.
Parole yang kudengar berbeda dari yang kurasa
Namun, karena itulah aku telah bersiap untuk menerima kesantunanmu.
Membentuk diriku yang tak rapuh, membentuk diriku yang tertutup, dan membentuk diriku yang tak butuh siapapun. Semua bohong, semua palsu, semua salah “Aku telah berhasil!”
Palsu untuk kukatakan benar, didalamnya hanya ada konotasi.
Semuanya berlalu, meski begitu lama untuk menyadari.
Jangan pernah tanya mengapa!
Jangan pernah tanya kapan! Dan
Jangan pernah tanya siapa!
Karena aku tak mengenalnya
Aku lupa penyebabnya,
Aku lupa waktunya, dan
Aku lupa subjeknya.
Selembar catatan yang kutulis
Selembar kalender yang kutandai, dan
Selembar foto yang kusimpan
Itulah MEMORIku!