Analisis penggunaan diksi pada
puisi-puisi penyair.
Analisis hubungan antara puisi yang
satu dengan puisi lainnya setiap penyair.
1. Amir
Hamsah
Judul Puisi : Padamu Jua, Hanyut Aku, Hanya Satu, Doa Poyangku.
Analisis : Puisi-puisi Amir Hamsah banyak menggunakan
diksi atau pilihan kata “kekasihku”. Pada puisi-puisi tersebut kata kekasihku ini bermakna Tuhan atau
sesuatu yang begitu dipuja sang penyair. Keempat puisi tersebut saling
berkaitan, menggambarkan pengaduan dan pujian pada Tuhan.
2. Taufik
Ismail
Judul
Puisi : Buku Tamu Musium Perjuangan, Gugur
dalam Pencegatan Tahun Empat Puluh Delapan, Rindu pada Setelan Jas Putih dan
Pantolan Putih Bung Hatta, dan Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia.
Analisiss : Keempat puisi Taufik Ismail tersebut
banyak menggunakan diksi atau pilihan kata “tahun”. Kata tahun
dalam puisi Taufik Ismail digunakan untuk menggambarkan waktu terjadinya
peristiwa yang dituliskan dalam puisi tersebut. Puisi-puisi Taufik Ismail
tersebut saling berhubungan pada puisi Buku
Tamu Musium Perjuangan menceritakan mengenai seorang tamu museum yang
menceritakan kesannya pada buku tamu, kemudian pada puisi Gugur dalam
Pencegatan Tahun Empat Puluh Delapan menceritakan mengenai cerita kakek penjaga
museum yang melihat tamu tersebut. Pada puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia menggambarkan keadaan Negara
Indonesia yang sangat memalukan, kemudian pada puisi Rindu pada Setelan Jas Putih dan Pantolan Putih Bung Hatta
menggambarkan sebuah curhatan mengenai betapa malunya menjadi orang Indonesia.
Jadi, puisi-puisi Taufik Ismail sling berhubungan dan banyak menggambarkan
keadaan Negara Indonesia baik pada masa perjuangan maupun setelah kemerdekaan.
3. W.
S. Rendra
Judul Puisi : Sajak Sebatang Lisong, Sajak Rajawali, Sajak Pertemuan Mahasiswa,
dan Surat Cinta.
Analisis : Puisi-puisi W.S. Rendra banyak menggunakan diksi “langit”. Dalam
karya puisinya banyak menggunakan penggambaran alam, seperti langit, burung,
matahari, dan lain sebagainya. Karya-karya puisinya menggambarkan keadaan
masyarakat, menggambarkan kenyataan hidup masyarakat, selain itu ada juga puisi
yang menggambarkan kisah romantis.
4. Chairil
Anwar
Judul Puisi: Penerimaan, Persetujuan dengan Bung
Karno, Prajurit Jaga Malam, dan Senja Di Pelabuhan Kecil.
Analisis: Puisi-puisi Chairil Anwar
banyak menggunakan diksi “Aku” yang bermakna bahwa dalam puisi-puisinya
tersebut selalu menggambarkan isi hatinya, menggambarkan keadaan dirinya. Antara
puisi “Persetujuan dengan Bung Karno” dan puisi “Prajurit Jaga Malam” sama-sama
menceritakan mengenai perjuangan pada masa tersebut. Puisi “Penerimaan” dan
“Senja Di Pelabuhan Kecil” sama menceritakan mengenai hal romantis yang
dirasakan penyair.
5. Andriani
E.
Judul Puisi :
Aku Masih Menanti, Sakit Ini, Kuda Troya Di Hatiku, dan Cinta.
Analisis : Puisi-puisi tersebut banyak menggunakan diksi aku,
sayang, hati, cinta. Puisi-puisi tersebut saling
berhubungan semuanya menggambarkan perasaan terluka. Dalam puisi tersebut
berisikan hal-hal mengenai perasaan penyair yang terus menanti, merasakan sakit
hati, dan bagaimana perasaan cinta itu terus masuk ke dalam jiwanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar