Uji
mental. Ya, hal itulah yang menjadi prinsip dalam sebuah ujian tatap muka, baik
itu proposal, hasil penelitian, maupun skripsi. Dosen-dosen yang bertindak
sebagai penguji saat seminar akan melontarkan berbagai jenis pertanyaan yang
mampu membuat seluruh tulang penopang tubuh hancur tak bertenaga. Ya, itulah
uji mental.
Tujuan
diadakannya seminar (proposal) katanya adalah untuk mengetahui hal-hal yang
harus diperbaiki oleh calon peneliti terhadap isi dari proposal penelitiannya,
agar calon peneliti nantinya tidak tersesat, begitulah kira-kira kata ketua
sidang kala itu (saat penulis mengikuti salah satu seminar proposal). Dengan dilaksanakannya
seminar tersebut, pembimbing dan penguji, serta ketua sidang melaksanakan
tugasnya, dengan di fasilitasi ruangan ber-AC dari pihak birokrasi, plus
makanan ringan dan minuman dari para calon peneliti yang siap diuji.
Bagi
peserta yang bertindak sebagai pendengar setia, ada dua alasan mengikuti seminar
yakni ingin menambah pengetahuan dan ingin mengisi buku Bukti Mengikuti Seminar.
Dan alasan kedua itulah yang paling banyak menarik minat mahasiswa lainnya
untuk mengikuti seminar tersebut.
Berbeda
dengan peserta seminar, para calon peneliti justru merasakan ketegangan yang
luar biasa, kecuali mereka yang sudah siap lahir batin menghadapi segala macam
bentuk kata yang akan melayang di atas kepalanya.
Pandangan
yang banyak beredar di kalangan mahasiswa, seminar proposal selain menjadi
bentuk ujian untuk memperbaiki proposal penelitian juga menjadi sarana uji
mental. Dalam seminar tersebut calon peneliti akan diuji bagaimana ia mampu
mempertahankan argumennya? Atau bagaimana calon peneliti mampu
mempertanggungjawabkan isi dari proposalnya?
Para
penguji layaknya penuntut umum dalam sebuah persidangan, pembimbing bertindak
sebagai pembela, moderator sebagai ketua sidang, peserta seminar sebagai
pendengar jalannya persidangan, dan calon peneliti adalah terdakwa yang siap
diadili, adapun proposal penelitian adalah bentuk kasus yang diperbuat oleh
terdakwa.
Jika
beruntung, terdakwa atau calon peneliti tersebut bisa saja mendapatkan situasi
yang cukup tenang, aman, dan tidak membuat jantung seakan ingin lepas dari
tempatnya karena malu. Namun, jika kurang beruntung calon peneliti akan
mendapatkan situasi yang betul-betul canggung, hingga membuatnya tidak mampu
mengeluarkan bahkan satu huruf pun dari mulutnya. Peluru kata-kata akan
diluncurkan dari mulut penguji yang akan menghujam otak membuat seluruh memori
pengetahuan tumpah.
Begitulah
sedikit gambaran suasana seminar proposal yang hampir tiap hari dilaksanakan.